Senin, 09 November 2015

Pembuatan tang dari resin

“PROSES PEMBUATAN TANG DAN KUNCI PAS DARI RESIN”
TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah Proses Produksi II









Oleh :

Kelompok 5


1.      Ade Ridwan               (14.16.1.0014)
2.      Agung Budiman         (14.16.1.0016)
3.      Eman Sulaeman          (14.16.1.0017)
4.      Ricki Magfira R          (14.16.1.0012)
5.    Perly Sumirat              (14.16.1.0011)








FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAJALENGKA
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
KATA PENGANTAR

       Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas “Proses Pembuatan Tang Kombinasi Menggunakan Resin Dengan Proses Pengecoran”
       Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman tentang Pengecoran dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas  mahasiswa  yang mengikuti mata kuliah “Proses Produksi II ”
Dalam  proses pendalaman materi ini,  tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya  kami sampaikan :
  • Engkos kosara S,T ,  selaku dosen mata kuliah  “ Proses Produksi II ”
  • Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak  memberikan masukan untuk  makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,

                                                                              Majalengka,November 2015
                                                                                                    
                                                                                                 Penyusun,

           









i

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I   PENDAHULUAN

             1.1  Latar Belakang
1
             1.2  Rumusan Masalah
1
             1.3  Tujuan Masalah
1
BAB II  PEROSES PENGERJAAN

2.1       Alat Dan Bahan
2.2       Langkah Percobaan
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
2
2

4
4













ii

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang
           
            Saat ini kebutuhan akan barang hasil produksi  sedang berkembang dari cara pembuatanya terutama logam, maka mencermati persoalan itu kami tertarik untuk belajarpengecoran. Maka dalam makalah ini kami smpaikan proses pembuatan produk dari resin sebagai proses pembelajaran kami.

1.2 Rumusan masalah

     Masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi proses pembuatan Tang kombinasi,alat dan bahan yang digunakan, langkah-langkah pengerjaan, Gambar. Hal – hal diluar dari yang disebutkan tadi tidak akan dibahas dalam makalah ini.

1.3  Tujuan

     Makalah ini dibuat dengan tujuan
-       Untuk lebih memahami proses pengcoran.
-       Supaya mahasiswa bisa membuat benda dari proses pengecoran.










1

BAB II
PEROSES PENGERJAAN


2.1 Alat Dan Bahan
-       Lilin maenan (cetakan)
-       Resin + Katalis
-       Gelas + pengduk
-       Nampan
-       Penggaris
-       Amplas
-       Stopwach
-       Master (patern)
           
2.2 Langkah-lankah Pengerjaan
v  Pembuatan cetakan
1.      Siapkan alat dan bahan yang akan kita gunakan.
2.      Cuci tangan yang bersih
3.      Ambil lilin maenan sebanyak yang kita butuhkan, lalu pipihkan dengan penggaris agar merata.
4.      Setelah itu letaka lilin pada nampan agar mempermudah pengerjaan.
5.      Ambil master yang akan kita duplikasi dan tempelkan pada lilin maenan tadi.
6.      Tekan atau press master, sampe master tersebut menempel dan membentuk sesuai master yang di inginkan.
7.      Lalu angkat master tersebut dari lilin mainan, maka akan terlihat bekas master tadi.
(maka proses pembuatan cetakan sudah beres)




2
v  Pembuatan paduan resin dan katalis
1.      Siapkan alat dan bahan yang akan kita gunakan.
2.      Ambil bahan resin dan tuangkan kedalam gelas sebanyak yang kita butuhkan kira-kira 115 cc.
3.      Tambahkan katalis kira-kira 4 tetes (agar resin tida cepat mengeras)
( maka pada tahap ini ,resin cair bisa dituangkan)

v  Penuangan resin cair pada cetakan
1.      Tuangkan paduan resin tersebut pada cetakan, dengan hati-hati secara merata.
2.      Lalu diamkan resin cair mengeras didalam cetakan selam 5 jam lebih agar mengeras dengan sempurna.
3.      Setelah kering dan mengeras, lepaskan resin padat dari cetakan lilin.
v  Finising
1.      Ambil dan cuci resin tersebut dari sisa lilin yang menempel pada resin sampai bersih.
2.      Maka resin tersebut sudah selesai di cetak.


           













3
BAB III
PENUTUP


3.1              Kesimpulan

Belajar teknik pengecoran sangat mudah apabila telah mengetahui tekniknya dan memiliki banyak informasi dari segala bidang.

3.2              Saran

Ketika membuat sebuah cetakan, kami harap buatlah sebagus mungkin agar hasil pengecoranya bagus





















4

Selasa, 03 November 2015

Uji kekerasan


Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut  tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).

Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?

Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu  material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.
Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :

1.      Brinnel (HB / BHN)

Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten.

2.      Rockwell (HR / RHN)

Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.


Untuk mencari besarnya nilai kekerasan dengan menggunakan metode Rockwell dijelaskan pada gambar 4, yaitu pada langkah 1 benda uji ditekan oleh indentor dengan beban minor (Minor Load F0) setelah itu ditekan dengan beban mayor (major Load F1) pada langkah  2, dan pada langkah 3 beban mayor diambil sehingga yang tersisa adalah minor load dimana pada kondisi 3 ini indentor ditahan seperti kondisi pada saat total load F yang terlihat pada Gambar 4.
Besarnya minor load maupun major load tergantung dari jenis material yang akan di uji, jenis-jenisnya bisa dilihat pada Tabel 1.
  

Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kekerasan dengan metode Rockwell.
 

HR = E - e
Dimana :
F0        = Beban Minor(Minor Load) (kgf)
F1        = Beban Mayor(Major Load) (kgf)
F          = Total beban (kgf)
e          = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan  0.002 mm
E         = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table 1
HR      = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness
Tabel dibawah ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala dan range uji dalam skala Rockwell.

Tabel 1 Rockwell Hardness Scales
Scale
Indentor
F0
(kgf)
F1
(kgf)
F
(kgf)
E 

Jenis Material Uji
A
Diamond cone
10
50
60
100
Exremely hard materials, tugsen carbides, dll
B
1/16" steel ball
10
90
100
130
Medium hard materials, low dan medium carbon steels, kuningan, perunggu, dll
C
Diamond cone
10
140
150
100
Hardened steels, hardened and tempered alloys
D
Diamond cone
10
90
100
100
Annealed kuningan dan tembaga
E
1/8" steel ball
10
90
100
130
Berrylium copper,phosphor bronze, dll
F
1/16" steel ball
10
50
60
130
Alumunium sheet
G
1/16" steel ball
10
140
150
130
Cast iron, alumunium alloys
H
1/8" steel ball
10
50
60
130
Plastik dan soft metals seperti timah
K
1/8" steel ball
10
140
150
130
Sama dengan H scale
L
1/4" steel ball
10
50
60
130
Sama dengan H scale
M
1/4" steel ball
10
90
100
130
Sama dengan H scale
P
1/4" steel ball
10
140
150
130
Sama dengan H scale
R
1/2" steel ball
10
50
60
130
Sama dengan H scale
S
1/2" steel ball
10
90
100
130
Sama dengan H scale
V
1/2" steel ball
10
140
150
130
Sama dengan H scale


3.      Vikers (HV / VHN)

Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu  antara 1 sampai 1000 gram.
Angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari indentor(diagonalnya) (A) yang dikalikan dengan sin (136°/2). Rumus untuk menentukan besarnya nilai kekerasan dengan metode vikers yaitu :


 
Gambar 3 Pengujian Vikers 
Gambar 4 Bentuk indentor Vickers (Callister, 2001)


Dimana,
HV      = Angka kekerasan Vickers
F          = Beban (kgf)
d          = diagonal (mm)

4.      Micro Hardness (knoop hardness)

Mikrohardness test tahu sering disebut dengan knoop hardness testing merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian material yang nilai kekerasannya rendah. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur material yang getas seperti keramik.

 
Dimana,
HK      = Angka kekerasan Knoop
F          = Beban (kgf)
l           = Panjang dari indentor (mm)
Nah, setelah kita mengetahui macam-macam pengujian untuk uji kekerasan maka kita harus memikirkan apa yang harus kita ketahui untuk menentukan metode uji kekerasan yang digunakan, untuk itu kita harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :
a.       Permukaan material
b.      Jenis dan dimensi material
c.      Jenis data yang diinginkan
d.      Ketersedian alat uji